Memahami Kusta Lewat Ruang Publik

by - Mei 01, 2022

Tak seperti biasanya, pagi itu saya sudah mulai libur kerja. Biasanya pagi dikantor saya sudah berkutat dengan tumpukan dokumen yang sudah mengantri untuk segera diselesaikan. Namun pagi ini saya punya sedikit waktu untuk menikmati hari. Sambil rebahan dan momong si kecil, tentu akan lebih membawa manfaat jika menambah ilmu.



Lewat kanal Youtube #RuangPublikKBR saya mengikuti sebuah Talkshow yang bertajuk " Dinamika Perawatan Diri dan Pencegahan Disabilitas Pada Kusta di Lapangan" Acara ini emang diselenggarakan hanya berdurasi 60 menit, namun menurut saya isinya sangat padat dan semakin membuat kita sadar bahwa Kusta itu bukanlah kutukan dan bisa disembuhkan.

Saya masih ingat, dulu jaman saya kecil ada seorang pegawai kelurahan didaerah rumahnya Mbah. Beliau adalah seorang penderita Kusta yang dikaryakan oleh Pak Lurah untuk menjadi pekerja. Dijaman 90an ketika kita masih minim mendapat kemudahan informasi, banyak orang yang merasa takut ketika harus berinteraksi dengan penderita kusta. Yang saya ingat waktu itu Beliau kehilangan beberapa ruas jari tangan dan kaki, ini memang salah satu ciri penderita kusta. 

Namun semakin kesini, dimana kita bisa dengan mudah memperoleh informasi yang benar dari ahlinya, saya pribadi jadi paham dan tahu bahwa kita tidak boleh menjauhi penderitanya. Lewat talkshow yang sempat saya saksikan, apalagi dibawakannya dengan apik oleh para ahli saya jadi percaya diri ketika nanti menjelaskan pada sekitar saya jika suatu saat ada Penderita Kusta dilingkungan tempat tinggal saya.

Talkshow SerSan ( Serius Tapi Santai )

Hari Kamis, 28 April 2022 tepat jam 09.00 dimulailah talkshow " Dinamika Perawatan Diri dan Pencegahan Disabilitas Pada Kusta di Lapangan" yang digagas oleh @NLRIndonesia ini. Dipandu oleh Ines Nirmala yang juga seorang host di KBR.

Bukan hanya bisa mendapatkan pengetahuan, bagi kita yang bisa memberikan pertanyaan terbaik nantinya akan dipilih 5 pertanyaan yang masing-masing akan mendapat hadiah berupa uang elektronik senilai @100.000 yang lumayan banget buat nambahin beli sirup untuk sajian lebaran dirumah.

Karena acara ini dibuat dengan durasi 60 menit, tanpa berlama-lama setelah dibuka oleh Ines langsung dilanjutkan dengan pemaparan dari seorang dokter yang juga menjadi Technical Advisor Program Leprosy Control, dr.M.Riby. B

Menularkah KUSTA ?

Itu adalah pertanyaan awal bagi orang awam termasuk saya diawal.

Penyakit KUSTA sendiri sebenarnya sudah ada sejak jaman baheula tepatnya ditahun 600 SM, dan banyak penderitanya bisa sembuh. Pada dasarnya penyakit Kusta disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium Leprae

Ada 4 Dampak Sosial yang sering dialami pada kasus Kusta yang terjadi di masyarakat :

OPMK ( Orang Pernah Menderita Kusta )
Siapa sih yang tidak merasa minder ketika ada bagian tubuh yang hilang atau bekas luka. Inilah yang sering dialami oleh para penderita kusta, mereka juga merasa kena penyakit kutukan sehingga kebanyakan para penderita Kusta akan menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang sekitarnya. Akibatnya dia jadi kurang mendapat pengobatan yang memadai, inilah yang mengakibatkan penyakitnya susah untuk disembuhkan.

Keluarga
Bukan hanya masyarakat Indonesia, masyarakat didunia juga masih banyak yang menganggap Kusta semacam penyakit tabu. Sehingga keluarga bukannya membantu penderita Kusta untuk memperoleh pengobatan yang memadai, mereka malah ikut-ikutan mengucilkan dan merasa malu juga.

Tenaga Kesehatan
Seharusnya Tenaga Kesehatan adalah garda terdepan yang bisa memberikan pemahaman tentang penyakit kusta termasuk perawatan bagi penderitanya. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak tenaga kesehatan yang minim pengetahuan dalam penanganan perawatan penyakit kusta. Padahal jika para penderita ini ditangani dengan baik dan benar, resiko cacat seumur hidup yang bisa timbul bisa diminimalkan.

Masyarakat
Stigma negatif selalu ada dari masyarakat bagi penderita kusta, acap kali diskriminasi diberikan bagi para penderitanya. Inilah salah satu kewajiban kita nantiya untuk menginformasikan kebenaran tentang fakta penyakit kusta dan penderitanya.

dr.Riby tak henti menginformasikan bahwa penyakit Kusta BISA DISEMBUHKAN dan sudah ada obatnya. Asalkan adanya support sistem yang bagus dari penderita, keluarga, renaga ahli dan masyarakat disekitar.

Bahkan obat-obatan yang diberikan bagi penderita kusta itu GRATIS, jadi jangan taut untuk pergi ke Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan terdekat. Ketersediaannya juga sangat cukup karena dari badan kesehatan dunia juga memberikan secara berkesinambungan.

Apa Saya Terkena KUSTA ?

Kenapa sih banyak pasien Kusta yang datang berobat sudah dalam kondisi yang serius?

Ini karena gejala awal tubuh terjangkit Kusta memang sangat ringan. Biasanya hanya berupa bercak putih dikulit yang ga terasa gatal, panas, sakit, atau perih. Orang biasanya menganggap hanya semacam jamur yang akan hilang dengan sendirinya.

Itu terjadi disebagian besar orang, ada juga yang sampai demam, bagian lutut bahkan kelopak mata tidak bisa menutup rapat. Kalau sudah begini segeralah memeriksakan diri ke Puskesmas atau FasKes terdekat.

Pembicara pagi itu bukan hanya dr.Rubi tapi ada juga Wasor Kusta Dinkes Makassar, Ibu Sierli Natar. Beliau dengan tim nya sudah sering berhadapan dengan aneka ragam kasus Kusta. Tak ada lelah mereka memberikan edukasi dan penyuluhan agar para penderita Kusta dan eluarganya mau menjalani pengobatan.

Nah, yang lebih penting lagi nih setelah mendapatkan obat dari Puskesmas atau Faskes adalah bagaimana merawat luka yang sudah timbul akibat Kusta. Perawatan Mandiri ini perlu dilakukan setiap hari untuk meminimalkan terjadinya cacat tubuh seumur hidup. Ada 4 tahapan yang bisa dilakukan :

Merendam
Pada bagian-bagian tubuh yang mengalami penebalan, harus dilakukan perendaman agar kulit menjadi lebih lunak

Menggosok
Setelah direndam dan kulit menjadi lunak, bagian kulit tadi bisa digosok dengan alat yang sederhana yang bisa ditemui disekitar lingkungan rumah seperti batu apung atau batu kali.

Mengolesi
Setelah digosok kita bisa mengolesi dengan minyak kelapa yang dibuat sendiri. Atau kalau mau pakai body lotion juga boleh. Tujuannya agar kulit yang menebal kembali lembab.

Beristirahat
Setelah melalui 3 tahapan tadi yang tidak kalah pentingnya adalah beristirahat. Dengan istirahat yang cukup maka tubuh juga akan menghasilkan kekebalan lagi agar proses penyembuhannya lebuh cepat.

Layaknya penyakit lainnya, Kusta juga bisa disembuhkan. Jadi jangan khawatir dan jangan juga mengucilkan penderitanya. Langkah praktis yang dianjurkan oleh dr. Riby yaitu dengan 3M 

Memeriksakan diri jika mengalami gejala, karena semakin cepat kita memberikan pengobatan makan akan lebih efektif pula hasilnya

Merawat diri, utamanya bagi penderita yang mengalami pembengkakan jari atau merasa kebas. Segeralah menintevensi dan merawat agar tidak terjadi kehilangan anggota tubuh.

Melindungi, sebaiknya ketika melakukan perawatan luka lindungilah luka tersebut dengan kain yang bersih.

yang saya tangkap dari Talkshow pagi itu, pada tahun 2020 di Indonesia provinsi dengan penderita Kusta paling banyak adalah di Jawa Timur, berikut catatannya :

1. Jawa Timur 2139 kasus
2. Jawa Barat 1845 kasus
3. Papua 1200 kasus
4. Jawa tengah 1139 kasus
5. Papua Barat 902 kasus

Masih tingginya angka penderita Kusta di Indonesia disebabkan karena banyak faktor 

Penolakan Diri
Masih banyak orang yang tidak mau menerima kenyataan bahwa mereka menderita Kusta. Meskipun jaman sudah maju dan sangat mudah memperoleh informasi, namun anggapan bahwa Kusta adalah kutukan masih melekat di masyarakat. Untuk itulah motivasi dan edukasi harus disebarkan agar rasio penderita Kusta di Indonesia semakin menurun.

Petugas Lapangan
Selain mengedukasi masyarakat awam, ternyata tugas nya bu Sierli dan tim juga harus banyak mengedukasi tenaga layanan kesehatan. Karena apa ? masih banyak para nakes yang kurang paham mengenai bagaimana melayani para pasien Kusta dengan baik dan benar.

Bukan hanya mengedukasi tentang Kusta dan perawatannya, bu Shierli juga memberikan tips cara meningkatkan rasa percaya diri para OPMK 

1. Seringlah ikut dalam kegiatan sosial yang diadakan, karena dengan mengikuti banyak kegiatan maka kemampuan yang dimiliki akan bisa dikembangkan dan akhirnya akan timbul kepercayaan diri.

2. Kunjungilah unit layanan kesehatan, dengan berbair dan berinteraksi dengan sesama penderita dan juga lingkungan sekitar tentunya mereka akan merasakan bahwa perlakukan yang didapatkan adalah sama tanpa ada perbedaan.

Dengan mengikuti talkshow tadi saya semakin tahu dan semakin yakin bahwa penderita Kusta akan bisa sembuh dan hidup dengan baik layaknya masyarakat lainnya. Tinggal kitanya saja yang harus selalu berpikiran positif dan mau mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemerintah untuk memberantas Kusta.

You May Also Like

0 komentar