Susu Soya Anak Mendukung Prestasi Anak Alergi

by - September 01, 2020

Sebagai orang tua sudah jadi kewajiban kita untuk memberikan yang terbaik bagi anak, termasuk nutrisinya. Seperti kebanyakan orang tua, kami juga memberikan asupan protein berupa susu sapi dan olahannya. Awalnya sih biasa aja, Ara bisa minum ataupun mengkonsumsi olahan yang ada bahan susu sapinya. 



Jadi teringat kejadian beberapa tahun lalu nih, awalnya setiap Ara selesai minum susu kulitnya timbul semacam ruam merah dan juga muntah. Beberapa hari kok ruamnya ga hilang meskipun sudah saya olesi obat, bahkan frekwensi muntahnya juga makin sering. Karena kami khawatir akhirnya kami periksa ke dokter spesialis anak, oleh dokter kami disarankan untuk melakukan screening alergi. Sempat ada penolakan dari kami, kan kami berdua dak ada alergi apapun apa mungkin Ara alergi protein susu sapi?

Dan setelah dilakukan proses screening memang benar ternyata Ara alergi, tubuhnya intoleran atau ga bisa menerima protein yang ada dalam susu sapi. Sempat saya sedih takutnya anak saya terganggu tumbuh kembangnya. Tapi dokter meyakinkan bahwa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak tidak hanya asupan dari dalam saja tapi juga dukungan dan stimulasi dari luar.

Alergi dan Alergen


Apa sih bedanya Alergi dan Alergen ?

Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh manusia terhadap zat tertentu dan bersifat induvidual. Sementara Alergen adalah zat yang dapat menginduksi reaksi alergi melalui paparan dihirup, ditelan, kontak ataupun injeksi.

Alergen banyak banget jenisnya, bisa dari makanan (susu sapi), obat-obatan, sengatan serangga, bulu binatang, lateks, zat kimia, ataupun alergi musiman ( misalnya saat udara dingin jadi sering bersin)

Gejala yang sering  timbul terutama ketika anak-anak alergi terhadap makanan beragam, setiap anak bisa berbeda-beda gejalanya. Untuk itu sebagai orang tua kita harus jeli melihat gejala yang timbul pada anak kita :

  • Kulit : ruam kemerahan pada kulit, gatal pada kulit yang mengalami ruam. Kalau anak-anak kan biasanya masih sulit ya mengekspresikan paling mereka garuk-garuk sama nangis jadi kita harus jeli lihat kulitnya. Ini yang terjadi sama Ara, waktu itu kulitnya merah-merah kami kira karena perubahan cuaca atau digigit serangga. Ternyata kami salah, ternyata itu reaksi alerginya.
  • Saluran nafas : bersin dan batuk, sesak nafas, hidung berair dan asma. Kalau yang ini kita juga harus hati-hati karena gejalanya juga mirip banget seperti influenza biasa. Kalau kejadiannya berkepanjangan kita harus curiga dan screening alergi saja ke dokter anak sebelum terlambat.
  • Saluran cerna : Mual, muntah, sakit perut atau diare bahkan sampai BAB berdarah. Ini juga gejala yang timbul sama Ara, dia sempat muntah-muntah setelah minum susu sapi. Untungnya kami gercep periksakan ke dokter anak dan mau ((setelah diyakinkan dokter)) melakukan screening alergi.

Penyebab Alergi

Seperti yang udah saya bilang tadi, kami sempat menolak ketika Ara akan di-screening alergi. Kami berpikirnya ga mungkin lah kan kami berdua bahkan dikeluarga kami ga ada yang alergi susu sapi atau bahan tertentu. Tapi ternyata kami salah, meskipun kami berdua ga memiliki riwayat alergi anak kami ada kemungkinan bisa alergi

 


Selain faktor genetik, alergi juga bisa timbul dari berbagai hal seperti :

  • Gangguan dari dalam tubuh (lapisan saluran nafas, usus, atau kulit)
  • Faktor lingkungan (polusi udara, terpapar asap rokok, ventilasi udara yang kurang baik)
  • Hipotesis Hygiene, anak yang imunitas tubuhnya rendah dan mudah terkena infeksi

Prestasi dan Empati

Ketakutan saya akan stigma yang melekat pada diri anak yang harus minum susu soya ternyata salah, terbukti anak saya tumbuh sehat, kuat dan cerdas. Ara di usianya saat ini Alhamdulillah selalu masuk rangking 3 besar di sekolahnya. Meskipun kami ga pernah memaksa dia untuk belajar tapi dia punya tanggung jawab pada dirinya sendiri. Ketakutan saya kalo anak yang hanya minum susu soya badannya jadi kecil dan kurus juga sama sekali ga terbukti. Mulai balita sampai saat ini berat badan dan juga tingginya selalu ideal dan kegiatannya juga aktif.

Selain prestasi akademik, di luar sekolah Ara juga aktif ikut les, mengaji dan dia senang ikut kompetisi mewarnai meskipun lebih sering kalah daripada menang hehe. Yang kami tanamkan bukan harus menang tapi dengan ikut kompetisi dia bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dan akan memiliki empati yang tinggi pula.
 

Ngomongin empati, mulai dari kecil setiap Ara ulang tahun kami ga pernah merayakan dengan pesta namun kami tetap memperingatinya dengan mengadakan syukuran bawa bingkisan  juga mainan untuk anak-anak dipanti asuhan. Ara juga ga segan berbagi mainan atau kue dengan temannya.

Pernah waktu itu di perempatan sedang lampu merah, Ara lihat ada anak kecil digendong ibunya dan lihatin Ara yang lagi makan kue. Spontan dia buka jendela dan berikan kuenya ke anak tadi. Saya tanya “mbak Ara kok kuenya dikasih semua ke adeknya?” dia bilang “iya ami, aku kan sudah sering makan kuenya kasihan adiknya,” Masya Allah betapa besar empati anak saya ini.

Waktu Tak Bisa Kembali

Ya kami tahu ketika Ara dinyatakan alergi protein susu sapi dia masih ada dalam golden age alias masa-masa dimana asupan nutrisi dan stimulasi harus dioptimalkan. Inilah yang tadi sempat membuat saya sedih, karena saya takut ga bisa memenuhi asupan nutrisi nya terutama protein secara maksimal.

Ketika itu dokter langsung menyarankan untuk mengganti susu nya dengan susu soya anak, bukan hanya susunya yang harus diperhatikan tapi apapun yang masuk dalam tubuh Ara harus kami perhatikan agar tidak terjadi reaksi alergi. Karena waktu tak bisa kembali, kami mencari yang terbaik bagi anak kami. Dokter memang tidak meresepkan atau menyebutkan secara spesifik susu soya anak tertentu dan menyerahkan keputusan pada kami. 

Dalam hal makanan, mulai Ara diketahui alergi protein susu sapi saya jadi sangat hati-hati. Untungnya saya punya ibu yang mendukung apalagi saya dan suami sama-sama bekerja. Pagi-pagi saya biasanya udah siapkan sarapan dan juga makan siangnya yang nanti tinggal dihangatkan. Namanya anak kecil pastinya suka pengen ya kalo lihat temannya jajan, kami selalu kasih pengertian ke Ara kalau mau jadi polisi (karena dia cita-citanya jadi polisi) makanan dan juga jajan nya ga boleh sembarangan biar sehat dan kuat.

Di rumah tuh ya selalu ada kue, jajanan atau minuman yang saya siapkan yang pastinya ga mengandung protein susu sapi. Kami juga berkomitmen ketika didepan Ara ga minum susu sapi atau makan makanan yang mengandung susu sapi. Memang agak susah di awalnya, tapi kami harus bisa karena waktu tak akan bisa kembali dan kami ga akan bisa mengoptimalkan masa emasnya jika tidak disiplin.

Selain memperhatikan asupan nutrisi yang masuk dalam tubuhnya, kami juga memberikan stimulasi agar tumbuh kembangnya optimal. Kalau kami selalu meluangkan waktu main sama anak meskipun saya atau suami capek setelah seharian bekerja. Entah itu mainan boneka, rumah-rumahan atau mendongeng.

Pilih Susu Isolat Protein yang Tepat

Setelah mencari informasi dari berbagai sumber termasuk konsultasi ke dokter kami pun memutuskan untuk menggunakan Morinaga Chil*School Soya hingga kini Ara kelas 3 SD. Morinaga Chil*School Soya ini cocok diminum sebagai susu pertumbuhan untuk anak usia 3-12 tahun yang intoleransi terhadap laktosa, menderita galaktosemia dan juga intoleransi terhadap protein susu sapi.

Morinaga Chil*School Soya terbuat dari 100% protein soya dengan kualitas protein setara susu sapi, diperkaya L-Metionin, Karnitin, Asam Amino Esensial, serta Vitamin dan Mineral.

Keunggulan dari formula Isolat Protein Morinaga Soya :

  1. Komposisinya lengkap sebagai nutrisi tambahan dan susu pertumbuhan anak yang tidak bisa minum susu sapi
  2. Mengandung MoriCare+ Zigma Triple Bifidus yang mendukung kecerdasan multi talenta, pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal.
  3. Didukung dengan nutrisi Kolin, asam lemak esensial AAL & AL (Alfa-linolenat & linoleat) dan zat besi yang mendukung kecerdasan multi talenta.
  4. Satu-satunya formula pertumbuhan dengan protein soya yang diakui BPOM dan dilengkapi dengan kandungan AA dan DHA, serta mengandung nutrisi sinbiotik (sinergi dari probiotik triple bifidus dan prebiotik GOS) yang bersinergi untuk kesehatan saluran cerna dan meningkatkan daya tahan tubuh kuat dan mencegah alergi pada si kecil.
  5. Kombinasi Vitamin D dan Kalsium dalam susu pertumbuhan Morinaga membantu untuk menjaga kepadatan tulang dan gigi agar tumbuh kembangnya optimal.
  6. Isolat protein Morinaga soya mempunyai rasa yang bisa diterima oleh si kecil dibanding yang lainnya. Dengan 2 pilihan rasa: Vanila dan Madu, si kecil lebih bisa untuk menerima rasanya.

Kalau dulu nih informasi seperti ini paling saya bisa dapatkan dari dokter atau flyer, tapi kalau sekarang jamannya teknologi kita bisa mendapatkan informasi seputar tumbuh kembang anak secara cepat dan lengkap lewat media online. Seperti website cekalergi.com atau bisa juga follow instagramnya @morinagaplatinum

Untuk bunda dan ayah yang saat ini anaknya ada kecenderungan alergi susu sapi, jangan ragu mengunjungi dokter untuk melakukan screening alergi dan pilih Morinaga Chil*Kid Soya atau Morinaga Chil*School Soya karena nutrisi yang berkualitas di masa awal kehidupan merupakan prioritas penentu kecerdasan anak dan kualitas kesehatannya di masa depan.





You May Also Like

0 komentar