STOP!!Jangan Panik Saat Anak Demam
Hari libur selalu jadi momen waktu berkualitas antara saya dan putri saya. Ditengah kesibukan saya bekerja dari Senin sampai Jumat yang mengharuskan saya tidak berada dirumah dari jam 7 pagi sampai jam 6 petang, tentunya terkadang membuat saya sangat merindukan senyum manis dan pelukan dari Ara, putri saya.
Bagi saya sebagai orang tua, pendidikan dan kesehatan adalah hal utama yang saya perhatikan terutama diusia Ara yang sedang dalam masa kritis lingkungan dan sosial seperti saat ini. Rasa ingin tahunya mendorong dia ingin bereksplorasi terhadap lingkungannya.
Dia juga masih belum paham benar bahwa adakalanya tubuh harus diistirahatkan ketika sudah lelah sekolah atau bermain dengan teman-temannya. Apalagi cuaca juga terkadang tidak bersahabat, sebentar panas terik sebentar hujan lebat. Hal-hal inilah yang memicu anak akhirnya flu dan demam, ujung-ujungnya keceriaan diwajahnya hilang dan otomatis saya sebagai ibu juga merasakan hal yang sama. Bukan hanya jadi tidak konsentrasi saat bekerja tapi juga galau memikirkan banyak "jangan-jangan" Apalagi saat ini banyak berita di media sosial ataupun di grup-grup yang memberitakan penyakit ini itu.
Demam itu semacam alarm bagi tubuh saat ada kuman atau virus yang coba menyerang sistem pertahanan. Ketika anak demam ingat, JANGAN PANIK.
Tau nggak sih kalau saya dan suami ketika Ara demam yang panik duluan itu suami, kalo saya sih woles tapi sebenarnya dalam hati deg-degan juga sih berdoa semoga demamnya hanya sekedar peringatan kalau Ara butuh istirahat. Dan ingat yaa bunda, pengukur suhu itu termometer bukan tangan. Jadi sediakan selalu termometer dirumah, kalau saya selalu sedia 2 yang manual dan yang digital. Lebih akurat digital tapi namanya juga digital pasti pakai batrai kan.. Nah, batrai kan habis gak pakai peringatan tuh itulah gunanya termometer manual.
Saat suhu anak sudah diatas suhu normal, segera istirahatkan anak dari segala aktivitas. Demam juga bisa disebabkan karena anak, terutama balita selesai imunisasi atau seperti kasus Ara baru-baru ini. Suhunya sempat 38,7 dan ternyata ada giginya yang goyang dan ada makanan yang masuk kesela giginya. Waktu itu saya lagi dikantor, kebiasaan saya kalo jam makan siang pasti telpon Ara dirumah. Lhoo kok tiba-tiba ada drama tangisan diujung telpon sana. Ara bilang giginya sakit, dia ga bisa makan. Dengan jurus rayuan akhirnya saya berhasil menenangkan dia.
Obat yang tidak pernah absen dikotak P3K salah satunya Tempra, saya telpon ibu lagi, karena memang ibu saya yang jaga Ara dirumah saat saya dan suami kerja. Saya minta ibu untuk bilang ke Ara gosok gigi dan kumur dengan larutan air dan garam lalu diminumkan Tempra Syrup yang rasa Anggur.
Abinya udah panik aja pas pulang kerja mulut Ara dibuka dilihatin sama dia pake senter, lihat giginya yang goyang sambil elus-elus pipinya Ara yang katanya sakit. Lucu dan terharu juga lihatnya, suami saya yang biasanya "garang" jadi mellow begitu lihat princess nya demam.
Langsung aja saya buat janji sama dokter gigi anak langganannya Ara, langganan soalnya tiap 6 bulan sekali saya selalu rutin periksakan gigi Ara. Kan cita-citanya jadi Polisi, salah satu syaratnya gigi harus sehat.
Jujur nih yaa, dulu waktu masih gadis mau sakit apa juga minum obat seadanya aja. Apa saran teman ok dituruti, entahlah ketika sudah punya anak itu semua rasanya sirna, saya tiba-tiba berubah jadi picky banget utamanya masalah kesehatan anak.
Apalagi ketika memilih obat penurun demam, karena ini panting banget lho. Seperti yang saya katakan diatas tadi kalo demam itu salah satu sinyal bahwa tubuh kita sedang diserang pertahanannya. Kalo garda depannya ga kuat otomatis bentengnya akan jebol. Kalo pertolongan pertamanya ga tepat tentunya kuman yang awalnya keganasannya hanya ada di level 1 bisa jadi level 10.
Kenapa saya pilih Tempra Syrup ?
Sebenarnya kalau bicara penurun demam pada anak banyak sih jenisnya, tapi kalau saya pribadi lebih memilih yang mengandung Paracetamol itu tadi karena yang selama ini saya rasakan dan juga menurut penelitian para ahli, Paracetamol itu kerjanya langsung di pusat pengaturan suhu di otak jadi efeknya ga kemana-mana.
But remember parents, if your child fever doesn't decrease for 2 days, bring them to pediatric immediately. Karena kita tidak pernah tahu apa penyebab utama demamnya anak kita. Lagi-lagi ga akan bosan saya ingatkan, demam hanyalah SINYAL bahwa didalam tubuh sedang ada yang tidak beres.
Happy parenting and bring smile to your children heart.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
1 komentar
Klo anak sakit serba nggak enak ya mbaa.. nggak bisa nikmatin hidup rasanya. Sehat2 utk Ara 😉
BalasHapus