Pasir Berbisik, Kuda Putih, dan Pengalaman Pertama Ara
Perjalanan kami
dimulai selepas sholat Maghrib, berangkat bertiga naik motor sudah jadi
kebiasaan kami ketika ingin menghabiskan akhir pekan keluar kota. Kali ini kami
memilih wisata alam, Gunung Bromo.
Awalnya kami maunya
nurut apa kata om google map, tapi pas isi bensin di pom bensin pasuruan sama
mas operatornya ga disarankan lewat sana, apalagi kami solo rider takut terjadi
hal-hal yang ga diinginkan kalau lewat hutan sesuai petunjuk google map. Bahkan
beberapa pengendara juga tidak menyarankan lewat sana, meskipun jarak dan
waktunya jauh lebih dekat.
Kalau dari arah
Surabaya, belok kekanan pas didepan rumah makan Pak Sholeh, ada gapuranya kok
tulisannya “Selamat Datang di Kawasan Bromo” setelah masuk lurus aja ngikuti
jalan.
Perkiraan awal
sampai area Bromo jam 9 malam, tapi karena kami disarankan lewat Tongas alhasil
kami sampai daerah Sukapura sekitar jam 22.30, pas ditengah jalan ada mas-mas yang nawarin kamar untuk istirahat, yaa
karena bawa anak ya sudah lah kami memilih menerima tawaran si mas tadi.
Homestay tempat
kami menginap cukup sederhana, didalam rumah ada 7 kamar. Rupanya malam itu kami cukup beruntung
dapat kamar family room, satu kamar ada 1 spring bed ukuran 160x200 cm dan 1
extra bed yang ukurannya sama dengan spring bed utama. Seperti kebanyakan home
stay dikawasan Bromo, kamar mandinya ada di luar. Untuk harganya lumayan lah,
dealnya 200.000 tapi awal nawarin harganya 250.000.-
Namanya Family
homestay, diluar selain ada musholla juga ada warung. Tapi karena kami
kemalaman alhasil warungnya sudah tutup, untungnya tadi waktu berangkat sempat
beli pisang pasir di Sidoarjo.
Yang lucu nih,
kawasan Bromo kan dingin pake banget, lha kok Ara bilang panas kamarnya kok gak
ada AC nya. Emaknya aja tidur pakai jaket, selimut plus bed cover lha kok dia
njebablah ga mau pake selimut.
Dari awal kami
memang ga ada rencana menikmati sunrise, jadi alarm disetel jam 05.30 dan
kitanya mbangkong sampe jam 06.30 Ga pake acara mandi setelah beres-beres
barang bawaan kami langsung pamitan naik ke atas dan nanti ga pake mampir lagi
tapi langsung pulang. Sebenarnya boleh balik lagi lho kalau masih mau
istirahat, tapi karena kami maunya balik ke rumah sebelum Ashar kami memutuskan
langsung balik setelah dari Bromo.
Perjalanan dari
homestay ke kawasan wisata gunung bromo sekitar 20 menit. Jalanannya ga
nanjak-nanjak amat kok, cukup landai dilalui mobil atau motor. Di POS pertama
kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000,- untuk kendaraan bermotor
dan ga sampai 5 menit perjalanan lhoo kok ada POS lagi, kirain tadi bayar
masuknya Cuma 15.000 ternyata nggak. Untuk memasuki kawasan pasir berbisik dan
kawah Bromo tiket masuk wisatawan domestik Rp 35.000,- per orang atau Rp 70.000
untuk motor dengan 2 penumpang. Beda lagi kalau wisatawan asing, tiket masuknya
Rp 300.000,- per orang
Dari POS 1
sebenarnya udah ada yang nawarin naik Jeep, tadi sih ditawarin Rp 150.000,- per
jeep untuk sampai ke pasir berbisik. Tapi nggak lah, kan kami ingin menikmati
sensasi naik motornya. Ternyata yaa, ga direkomendasikan banget naik motor
matic seperti kami. Bolak balik selip dan alhasil saya yang harus ngalah, turun
dan jalan kaki deh biar ga jatuh bertiga. Lebih amannya sih naik motor bebek
atau motor trail.
Sampai didekat
kawah, banyak banget warung yang jualan aneka minuman hangat dan mie instan.
Tapi jangan ditanya harganya yaa, 1 porsi indomie goreng dihargai Rp 10.000,-
kalau pakai telor jadi Rp 15.000,- its oke lah, ini antah berantah brow jauh
dari sumber daya air dan api hehehehe untung semalam sempat beli air mineral
dan sedikit cemilan bisa ngurangin pengeluaran jajan.
Oh iya, perjalanan
ini juga jadi pengalaman pertama saya naik kuda. Seumur-umur baru kali ini saya
ngerasain yang namanya naik kuda itu rasanya seperti mau jatuh aja bawaannya.
Yang pilih kuda Ara, dan seperti biasa dia pilih yang warna putih. Naiknya OK
lah saya mau, tapi nggak buat baliknya, mending saya jalan kaki daripada
jejeritan kayak sekumpulan abege yang naik kuda dibelakang Ara. Untuk naik kuda
pulang pergi saya bayar Rp 100.000,- padahal semalam mas yang nawarin homestay
udah kasih tau jangan lebih dari 75.000, tapi ya sudah lah demi menyenangkan anak.
Sekita jam 10 pagi
kami memutuskan untuk pulang, dengan melewati rute yang sama kami pulang dengan
penuh perjuangan juga, ngepot kesana kemari.
Saya dan suami
lebih memilih untuk berwisata alam dengan anak kami, karena kami ingin
mengenalkan alam dan membuat dia tahu ini lho hebatnya Tuhan dan kita harus
mensyukuri segala nikmat yang diberikan Tuhan.
Oh iya, beberapa tips
untuk orang tua yang ingin mengajak buah hatinya berwisata alam dengan menaiki
sepeda motor :
- Pastikan kendaraan dalam kondisi prima
- Pakai baju yang paling nyaman, yang menyerap keringat
- Pakai jaket tebal , kaos kaki, kaos tangan, masker penutup hidung dan mulut, serta kacamata
- Karena kita pakai motor, ga mungkin kan bawa perlengkapan yang banyak, bawa saja ransel dalamnya cukup isi saja 2 pasang pakaian ganti, obat-obatan sederhana, dan 1 mainan favoritnya.
- Jangan lupa bawa air putih, jangan sampai anak ataupun kita jadi dehidrasi
0 komentar