Memaknai Arti Sebuah Pekerjaan
Ketika diluar sana banyak yang mencari pekerjaan, kenapa yang sudah punya pekerjaan menyia-nyiakan pekerjaan yang sudah dipunyai. Bahkan tidak kurang yang nyinyir atau tidak bersyukur atas pekerjaan yang sudah diperolehnya.
Bagi saya, bekerja harus dengan hati, ketika kita melakukan pekerjaan dengan suka cita dengan hati yang senang dan ikhlas makan pekerjaan itu tidak akan menjadi beban. Tanggal gajian tidak selalu menjadi tanggal yang ditunggu-tunggu.
Sempat saya membaca sebuah artikel yang saya temukan di data D tempat kerja saya dulu, dari cerita ini saya menjadi semakin yakin dengan keyakinan saya bahwa bekerja itu harus dengan hati.
Sumbernya saya tidak tahu, tapi ini saya copas dari data D tadi, silahkan dibaca, direnungkan, dan diambil manfaatnya
Diceritakan oleh James Gwee,
seorang trainer
Beberapa waktu yang lalu saya
memberikan pelatihan mengenai sikap kerja disebuah hotel berbintang lima di Singapura. Salah
satu peserta pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang
bekerja di hotel tersebut. Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah
monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia
mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.
Saya akan menceritakan sedikit
bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan
mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi
kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah
pengecekan "seadanya", namun pengecekan yang seksama di setiap engsel
dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah.
Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim
berulang kali membukan dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa
semuanya berfungsi dengan baik.
Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada
daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia
melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek
pintu 30 kamar.
Anda tentu bertanya, berapa hari
waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu.
kurang lebih sebulan! Tidak mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar
600 kamar.
Tugas pengecekan Pak Lim dapat
diibaratkan sebagai lingkaran. Setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak
Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001. Rangkaian tugas ini terus
berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun.
Pekerjaan semacam ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan
membosankan! saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih
bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang
membosankan ini. saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta
melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekedarnya
saja.
Karena sangat penasaran, suatu
hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun
menjalani pekerjaan rutin itu. Jawabannya sungguh diluar dugaan saya. Dia
mengatakan,"James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda
tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel,
tetapi lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan
orang sembarangan. mereka biasanya adalah Kepala Keluarga, CEO sebuah
perusahaan, Direktur atau Manajer Senior. Dan saya tahu mereka semua jelas
bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan
dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang.
"Nah, kalau sesuatu yang
buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka
karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal didalam kamar. akibatnya bisa
Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini,
tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan
mereka. Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi
mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang pimpinan senior yang bisa
jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat mengerti
bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan Kepala
Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan. Jadi, jangan meremehkan
tugas saya."
Saya benar-benar terperangah
mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa
jika seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan
pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab.
Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan
mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.
Sekarang, coba tanyakan pada diri
sendiri. Apakah anda tahu benar makna dibalik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda
adalah seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, apakah Anda tahu
makna dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff, Kepala Bagian atau Manajer?
Ingatlah bahwa jika seorang tahu
makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan
yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi
keluarganya dan bagi perusahaannya.
0 komentar