Flash Back Journey : Bulan Madu yang Tertunda
Sama seperti pasangan menikah
pada umumnya, kami tentu ingin menikmati waktu berdua saja atau biasa disebut
bulan madu. Tapi, karena keterbatasan ekonomi, maklum kami bukan berasal dari
keluarga yang berlebihan, rasanya keinginan itu kami pendam dalam hati saja.
Disekitaran Desember 2014 kami
lihat ada lomba foto di Dapur Coklat dengan tema kasih sayang, dan salah satu
hadiahnya adalah berlibur ke pulau Lombok selama 3 hari 2 malam. Wah, semangat
donk apalagi Lombok adalah destinasi wisata impian saya dan suami untuk
berbulan madu. Sebenarnya konsep fotonya saya dan Ara sederhana saja, Cuma kata panitianya
dalam foto kami ada chemistry yang kuat antara ibu dan anak, dan itu Darwis
Triadi lho jurinya.
Foto saya dan Ara |
Singkat kata, kami diberi hadiah
2 buah tiket Citilink pulang pergi Surabaya-Lombok dan voucher hotel
Kila-Senggigi di Lombok untuk 3 hari 2 malam di tanggal 2-4 Maret 2015. Karena
harinya pas hari kerja mau tidak mau saya dan suami harus mengajukan cuti ke
kantor masing-masing. Untunglah Pak Bos pengertian dan mengijinkan kami berdua
menikmati liburan kami.
Berangkat dari rumah karena waktu
itu belum punya mobil, kami berdua naik motor. Oh iya, sementara Ara dirumah
dulu berdua aja sama utinya.Di bandara Juanda kami menuju ke Terminal 1, motor
kami titip inap. Pesawat kami berangkat sekitar jam 8 pagi dan sampai di
bandara Praya-Lombok sekitar jam 9 pagi. Ini juga jadi pengalaman pertama abi
naik pesawat, seumur hidup dia belum pernah bepergian dengan pesawat. Beberapa
hari sebelum keberangkatan saya tahu dia gugup bahkan diatas pesawat dia lebih
banyak diam, gak seperti biasanya yang selalu ceriwis.
Sampai di Lombok kami benar-benar
“buta” karena tidak ada penjemputan dan kami berdua belum pernah ke Lombok
sebelumnya. Berbekal google dan tanya sana sini kami akhirnya naik Damri yang
memang rutenya ke arah Senggigi. Ongkos per orang Rp 25.000 dan setelah
menunggu hampir 30 menit bis kami akhirnya berangkat, info kondekturnya
perjalanan sekitar 1,5 jam jadi kami bisa lebih banyak menikmati pemandangan
Lombok. Layaknya Damri bandara, bis yang kami tumpangi juga didominasi
wisatawan dengan barang-barangnya. Kata abi “ suasana kotanya kayak Sidoarjo
ya, aura wisatanya gak kerasa “ . Bis kami masuk ke terminal bis Mandalika di
kota Mataram, disana banyak penumpang yang turun untuk berganti bis atau
kendaraan umum lainnya.
Voucher Hotel dari Traveloka |
Sampai didepan “gang” menuju ke
hotel Kila-Senggigi kami turun, jalannya lumayan jauh sekitar 500 meter. Posisi
hotelnya memang masuk dulu ke semacam gang besar, didepan hanya ada papan nama
aja tapi kalau naik kendaraan umum sudah pasti tahu semua kok supirnya. Gak
cocok banget deh style kami waktu itu, gayanya backpacker tapi nginapnya di
hotel berbintang yang harga permalamnya sekitar 1,2 juta. Di voucher hotel yang
saya terima saya kamarnya yang tipe Bungalow-Sea View dengan total harga Rp
2.496.002 untuk 2 malam. Wow, harga yang cukup fantastis untuk kami. Didepan
pintu masuk sudah ada tuh nama saya di welcoming guess, karena masih belum waktunya
check in jadinya kami nunggu aja dulu di lobi sambil menikmati pemandangan
sekitar.
Di area Lobi |
Sekitar jam 1 siang kamar kami
sudah siap, ternyata bentuknya yaa bungalow seperti namanya seperti rumah-rumah
kecil disepanjang private beach disepanjang bibir pantai Senggigi. Yah, karena
memang bukan musim liburan jadinya tidak banyak tamu yang menginap disana.
Didepan Bungalow kita |
Kamarnya cukup luas dengan tempat
tidur king size, LED 32”, lemari es, kamar mandinya tipe shower dan segala
fasilitas layaknya hotel bintang 4 lainnya. Ada 2 pintu disetiap kamar,
dibelakang dan disisi depan yang begitu dibuka langsung menghadap ke pantai
Senggigi. Didepan juga ada teras dengan 2 tempat duduk dimana kami bisa
bersantai sambil menikmati matahari tenggelam. Untuk koneksi internet gak perlu
khawatir karena disetiap kamar ada router nya jadi wuzz wuzz banget koneksi
internetnya.
Didalam Kamar |
Yah, karena kami dapat hadiahnya
hanya berupa tiket pesawat pulang pergi dan voucher hotel untuk makan siang,
makan malam maupun jalan-jalan ya bayar sendiri dan kami betul-betul
mengandalkan google serta tanya sana sini. Hari pertama kami kedatangan tamu
nih, bun Nia main ke hotel bareng suami dan anak-anaknya. Senang banget
akhirnya ada yang kami kenal disini.
Malam pertama kami gak
kemana-mana, bahkan beli makan malam kami juga jalan aja disekitaran jalan
pantai Senggigi. Banyak juga kok wisatawan asing dan domestic yang jalan kaki
disana, suasananya memang beda banget sama Bali. Disini gak ada tuh bule yang
jalan cuma pakai bikini dan hot pants. Akhirnya kami makan di warteg aja tuh,
yang jual juga orang Jawa. Harga makanan disana gak jauh beda sama di Surabaya,
kami berdua makan ayam penyet plus 3 gelas es teh cuma 34 ribu, martabak juga
cuma 18rb.
View nya langsung menghadap ke pantai Senggigi |
Keesokan harinya setelah sarapan,
yang didominasi sama menu barat, kami menyewa motor. Tarif sewanya Rp 50.000
per hari, syaratnya juga gak neko-neko mereka cuma minta KTP sama tanya
nginapnya di hotel mana. Langsung dehh cuss kita jalan-jalan keliling kota
Mataram, pertama kami main dulu ke rumah bun Nia, lagi-lagi mengandalkan google
map. Selesai silaturahmi disana saya janjian nih sama teman yang kebetulan satu
perusahaan dan tugasnya di Lombok. Ketemuan sama bu Shinta kami diajak makan
sate maranggi, gak tau berapa harganya soalnya yang bayarin bu Shinta heheheh,
lanjut belanja sedikit oleh-oleh buat keluarga.
Sampai agak sore kami balik ke
hotel, setelah menikmati matahari tenggelam dan main-main dipantai kami
bersih-bersih diri terus lanjut jalan-jalan naik motor lagi keliling
disekitaran Mataram. Malam mulai kelaparan akhirnya kami putuskan makan mie
ayam aja, dan lagi-lagi yang jual juga orang Lamongan harganya juga murah, 2
porsi mie ayam plus pentol dan 3 gelas es teh cuma 27 ribu. Sekitar jam setengah sepuluh malam kami balikin
motor ke rental dan istirahat dikamar aja.
Pagi harinya kami udah siap-siap
mau balik ke Surabaya, karena jadwal penerbangan kami masih nanti jam 3 sore
kami memutuskan berenang dulu di kolam renang setelah sarapan. Lalu sekitar jam
8 kami sewa motor lagi dan jalan-jalan disekitaran jalan Senggigi. Jam 11 siang
kami check out dan nungguin Damri dipinggir jalan lagi.
Alhamdulillah perjalanan pulang
lancar jaya, sampai di bandara Juanda sekitar jam 5 sore langsung deh cuss ke
parkiran motor. Karena khawatir helm nya “menghilang” kami titipin di tempat
penitipan, dan biayanya ternyata 30 ribu untuk 2 helm selama 3 hari. Dan ini
yang bikin ketawa, ternyata bayar parkir motornya cuma 6 ribu aja, murahan
parkir motor ya daripada parkir helm. Pengalaman yang seru dan menyenangkan meskipun kami belum menikmati pulau
Lombok sepenuhnya. Semoga dilain waktu ada rizki yang lebih lagi atau mungkin
bisa dapat hadiah lagi, Amiinn
Didepan pintu masuk Hotel |
0 komentar