Ya, sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban kita untuk
memberikan asupan gizi yang terbaik bagi buah hati kita. Bahkan semenjak di
kandungan kita sudah memberikan aneka asupan gizi untuk pertumbuhan fisik juga perkembangan
otaknya. Dan ketika hari itu tiba, ketika dia menghirup udara dunia untuk
pertama kalinya dunia serasa sangat indah. Apalagi ketika bibir mungilnya
menyentuh payudara kita, ketika dia mencari puting kita untuk meminta ASI.
Namun tidak semua ibu bisa merasakan kesempurnaan itu,
seperti saya yang hanya bisa menyusui Ara dengan ASI selama 2 bulan saja karena
entah kenapa air susu saya tidak bisa keluar lagi. Bahkan segala cara sudah
saya lakukan, dari pijat laktasi sampai minum pelancar ASI tetap saja tidak
menetes. Dengan berat hati akhirnya saya memberikan susu formula untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi Ara. Mulai usia 2 sampai 6 bulan saya memberikan SGM ananda
tahap 1 untuk usia 0-6 bulan. Banyak teman saya yang memandang sebelah mata
bahkan bertanya kok susunya SGM, itu kan susu murah? Anak itu investasi lho,
harus diberi susu yang bla bla bla. Capek saya dengarnya, paling saya hanya
balas dengan senyuman saja. Toh dengan minum SGM anak saya kala itu tumbuh
dengan wajar, bahkan KMS nya selalu diatas hijau.
Kira-kira diusia menjelang 7 bulan Ara kulitnya timbul
semacam ruam merah dan setiap selesai minum susu hampir selalu muntah. Beberapa
hari gejala ini timbul saya bawa ke dokter spesialis anak, oleh dokter disarankan
untuk screening alergi. Jujur, waktu itu saya gak mau screening alergi dan oleh
dokter disarankan ganti susu dengan susu soya dulu.
Saya langsung ke toko susu untuk cari pilihan susu soya yang
ada, dari beberapa pilihan merk susu kami pertimbangkan Nutrilon Soya dan SGM
Soya. Masih sangat ingat waktu itu saya dan suami cukup lama di sana. Kami baca
nutrition fact nya, ini produksi mana, pertimbangan harga juga karena saya tahu
kalau harga susu soya 2x lebih mahal daripada susu sapi. Akhirnya kami
memutuskan untuk memberikan SGM Soya tahap 1 usia 0-1 tahun, ketika itu hanya
ada ukuran 400 gram harganya sekitar 55 ribu. Coba kalau itu susu sapi, nambah
20 ribu sudah dapat yang ukuran 900 gram.
Satu minggu minum SGM Soya gejala kulit kemerahan dan muntah
benar-benar menghilang, dan ternyata benar Ara memang alergi terhadap protein
susu sapi. Dan semenjak saat itu saya banyak belajar mengenai alergi dan
bagaimana cara menanggulanginya.
Saya sampai bertanya apa sih yang bisa menyebabkan dia alergi
padahal diketurunan keluarga tidak ada yang alergi protein susu sapi. Ternyata
didalam susu sapi itu mengandung sedikitnya 20 komponen protein yang dapat
merangsang produksi antibodi manusia secara berlebihan, terutama whey dan
casein.
Tumbuh kembangnya sama dengan anak sebayanya, tetap aktif & sehat |
Apa sih itu alergi?
Bisa diartikan bahwa alergi adalah suatu reaksi yang terjadi
akibat tubuh memberikan reaksi yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap
asing atau berbahaya. Nah, yang dapat menimbulkan alergi juga bermacam-macam,
dan jika si atopik ( orang yang mudah mengalami alergi ) bersentuhan dengan salah
satu ini bisa mencetus alerginya, antara lain :
- Alergi makanan ( termasuk susu sapi )
- Alergi obat
- Alergi racun serangga ( sengatan )
- Alergi bulu binatang
- Alergi lateks
- Alergi zat kimia
- Alergi musiman ( misal karena serbuk sari bunga atau saat udara dingin )
Saya jadi teringat ucapan dokter Mira sabtu kemarin saat
menghadiri seminar, beliau menceritakan suatu kasus yang katanya “malpraktik”
setelah seorang dokter memberikan obat pada seorang anak dan kemudian anak
tersebut meninggal dunia. Itu bisa jadi karena anak tersebut alergi pada
obat-obatan tertentu, ibu yang anaknya pernah ke dokter pasti pernah ditanyai
“ibu, apa anaknya punya alergi obat?” Kalau tidak yakin bilang saja tidak tahu
biar dokternya bisa melakukan tes dulu untuk menguji apakah anak ibu alergi
terhadap obat yang akan diberikan.
Apa saja sih
faktor-faktor yang bisa menyebabkan alergi?
Seperti yang dipaparkan dokter Mira diseminar lalu, jika
salah satu orang tua mengalami alergi maka 30-40% akan menurun pada anak. Namun
bukan hanya dari faktor genetik, alergi juga bisa timbul dari berbagai macam
hal, seperti :
- Gangguan dari dalam tubuh ( lapisan saluran nafas, usus, atau kulit )
- Faktor lingkungan ( Polusi udara, terpapar asap rokok, ventilasi udara yang kurang baik )
- Hipotesis Hygiene, anak yang imunitas tubuhnya rendah dan mudah terkena infeksi
- Faktor genetik akibat sistem imun atau daya tahan tubuh yang tidak normal
Kenali gejala alergi
pada anak
Bentuk dari gejala alergi sangat beragam, tergantung dari
organ tubuh mana yang bereaksi, kalau Ara kulitnya kemerahan dan muntah, namun
dibeberapa anak gejala yang timbul bisa saja lain, misalnya :
- Batuk dan pilek bila terjadinya pada saluran pernafasan
- Gatal-gatal dan kemerahan dikulit
- Diare dan muntah bila terjadi pada saluran pencernaan
Kita sebagai orang tua harus selalu memperhatikan apabila
salah satu gejala itu muncul sehingga bisa segera diantisipasi. Karena reaksi
alergi kalau dibiarkan dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan kematian
lho.
Gejala alergi pada
sistem pernafasan
Gejala alergi yang
timbul pada sistem pernafasan biasanya timbul akibat adanya reaksi alergi
terhadap allergen yang terhirup. Gejala yang timbul biasanya :
- Sesak nafas dan/atau batuk yang timbul tenggelam alias kambuhan
- Nafasnya biasanya ngik-ngikan
- Pilek yang gak sembuh-sembuh
- Sering bersin dan gatal diarea hidung, langit-langit mulut, dan telinga
- Sering mengalami hidung tersumbat
Untuk anak-anak biasanya mereka lebih sering mengalami
rhinitis alergi atau gangguan alergi di hidung. Untuk menghindarinya sebaiknya
jauhkan anak dari hewan peliharaan, karpet ataupun bahan-bahan yang mudah
menyerap debu. Selain itu sedapat mungkin hindarkan anak dari minuman dingin.
Gejala alergi pada
kulit
Umumnya alergi pada kulit selain disebabkan karena sentuhan
juga bisa disebabkan karena suatu makanan. Alergi pada kulit biasanya
dicetuskan oleh bahan kimia, misalnya detergen, sabun mandi, hingga perhiasan.
Selain itu memakai pakaian yang terlalu ketat dan lembab juga bisa menimbulkan
reaksi alergi kulit juga lho.
Gejala yang sering timbul jika anak terkena alergi pada kulit
antara lain :
- Kulit kemerahan, biasanya melenting didalamnya berisi cairan dan sangat gatal
- Lebih sering timbul di pipi, siku, tengkuk, pergelangan tangan, area kaki dan lipatan tubuh
- Terkadang timbul bentol merah berbentuk kubah, kalau sudah kronis kulit bisa jadi tebal dan mengelupas
Gejala alergi
pencernaan
Dari 2 alergi yang saya sebutkan tadi, alergi pada makanan
lah yang utama kita waspadai karena alergi ini resikonya akan mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Biasanya gejala yang sering timbul adalah :
- Diare, meskipun kebersihan makanan dan lingkungan sudah dijaga namun acap kali diare timbul bahkan kadang berdarah dan berlendir, gejalanya mirip disentri
- Muntah, kadang gejalanya seperti kolik pada bayi
- Jika alerginya cukup berat, bisa mengganggu pertumbuhan
Kapan harus bawa ke
dokter?
Sebagai orang tua kita pasti khawatir jika timbul gejala
alergi pada anak kita, waktu yang tepat membawa anak ke dokter tergantung juga
dari jenis alerginya.
1. Alergi
pada kulit
Jika bentol kemerahan sudah sangat
mengganggu apalagi sifatnya yang gatal tentu membuat anak tidak nyaman. Alergi
pada kulit terkadang bisa menyebar sampai kedaerah mulut, bibir, dan
tenggorokan. Upayakan sebelum semua gejala ini timbul kita sudah berkonsultasi
dengan dokter.
2. Alergi
pada saluran pernafasan
Saat anak sudah mulai sering bersin,
hidung berair, dan batuk segeralah berkonsultasi ke dokter sebelum anak
mengalami sesak secara mendadak.
3. Alergi
pada pencernaan
Saat anak mengalami muntah atau mual
setiap kali minuman atau makanan masuk ke tubuhnya, diare yang frekwensinya
timbul tenggelam, segeralah membawa anak ke dokter.
Kapan anak dinyatakan
sembuh dari alergi?
Hampir 5 tahun Ara alergi terhadap protein susu sapi,
beberapa kali saya trial and error dengan mencoba memberikan susu sapi. Namun
lagi-lagi gejala alerginya langsung timbul, dan yang paling parah saat diusia 3
tahun saya coba memberikan susu sapi lagi. Hari pertama lancar, namun menginjak
hari kedua kok anak ini air liurnya menetes terus ya dan jadi gak mau nge dot.
Ternyata dia sariawan dan itu satu mulut. Langsung saya bawa ke dokter, diberi
mycostatine dan anti biotik. Sejak saat itu saya sudah kapok gak mau coba-coba
lagi.
Lho, berarti anak yang alergi tidak bisa sembuh ya? Ehmm,
sebenarnya kalau dibilang sembuh istilahnya kurang tepat ya. Karena sebagian
besar reaksi terhadap alergi akan menetap seumur hidup, namun reaksinya bisa
berkurang. Seperti Ara yang saat ini sudah bisa mengkonsumsi beberapa susu sapi
UHT yang dikemas dikemasan tertrapack, itu juga tidak semua beberapa merk
tertentu ketika dia minum tidak apa-apa namun dibeberapa merk langsung timbul
reaksi alerginya. Begitu juga dengan ice cream, kalau merk W dia langsung diare
dan batuk tapi kalau yang merk C baik-baik saja. Tapi, meskipun reaksinya sudah
berkurang kita tetap harus memperhatikan asupan nutrisinya agar jangan sampai
alergi nya tercetus lagi sehingga mengganggu pertumbuhan dan aktivitas buah
hati kita.